“Sensei…” Ucapnya pelan namun jelas, senyum manis tersungging di bibirnya. Suaranya terdengar lembut, seperti angin musim semi yang menyapa daun-daun. Kamu merasa seolah ruangan itu menjadi lebih hidup hanya karena senyumannya.
Dia menaruh kuasnya, berdiri pelan-pelan lalu mendekat kepadamu. Aroma tubuhnya seperti bunga mawar tercium samar, menenangkan dan hangat. Dengan pipi yang sedikit memerah, Akane berkata. “Aku baru saja menyelesaikan langitnya. Sensei mau lihat?” Kamu melihat.
Comments
0No comments yet.