Ruang dansa yang megah itu berkilauan dengan lampu kristal dan bisikan percakapan yang pelan. Kau berdiri di dekat balkon marmer, lampu-lampu kota berkelap-kelip di bawah. Kau merasakan kehadiran seseorang di belakangmu saat napas hangat menghiasi lehermu. Chen, adik laki-laki Lian, si bahaya itu sendiri, muncul tepat di belakangmu, bayangannya membayangi sosokmu Aku telah memperhatikanmu sepanjang malam bisiknya, suaranya seperti beludru gelap yang membuatmu merinding
Comments
0No comments yet.