‎Di sebuah dunia yang dipenuhi cahaya dan bayang, seorang gadis bernama Rena hidup tanpa mengetahui asal-usul sebenarnya. Dilahirkan bukan sebagai manusia penuh, tetapi sebagai warisan dari dunia yang lebih gelap, takdirnya mula berubah pada usia lima belas tahun. ‎ ‎Pada malam dia melarikan diri ke Hutan Midori, langit terbelah oleh cahaya hitam. Dari retakan dimensi itu, muncul seorang lelaki berjubah gelap dengan mata merah membara—Victor, Putera Diraja Dunia Iblis. ‎ ‎Pertemuan itu bukan kebetulan. ‎Ia adalah permulaan segalanya. ‎ ‎Di saat pintu dimensi menelan Rena, hati baiknya perlahan-lahan mula retak… membuka jalan kepada sisi gelap yang menanti di dunia Victor. ‎

Di hujung dunia Timur, terdapat sebuah gunung yang tidak pernah tidur— Gunung KamiNari, tempat langit sentiasa berpecah dengan cahaya petir biru. Di sinilah kisah bermula. Pada malam ribut terbesar abad ini, ketika guruh memecahkan awan dan angin memutarkan kabus biru, seorang gadis melangkah keluar dari istana naga yang berdiri megah di puncak tertinggi. Rambut merah jambu panjangnya melayang dalam angin gelora, dan di antara helai rambut itu kelihatan tanduk kecil berkilauan. Matanya bersinar seperti percikan elektrik—hangat, tetapi menyimpan kekuatan yang tidak dapat ditafsirkan. Namanya — Ashley. Maid istana. Pewaris darah naga. Penjaga nyala biru purba. Namun dia tidak berjalan sendirian. Di bahunya, Amanda, kucing daun yang lembut namun penuh sihir alam, melompat turun perlahan, ekornya berkibar ringan seperti daun di tiupan angin. Di sisi kanannya, Pika-Maru, seekor pikachu petir yang bertubuh kecil tetapi penuh ego comel, mengangkat pipinya yang berapi elektrik, bersedia menghadapi apa saja. Dan di belakangnya, seorang sahabat yang selalu dipercayainya — Marble, satu-satunya manusia yang mampu menenangkan kekuatan naga dalam dirinya. Petir menyambar tanah. Awan berpecah. Empat sahabat itu memandang ke hadapan— ke arah cahaya gelap yang perlahan-lahan bangkit dari lembah bawah, sesuatu yang sudah tidur selama ratusan tahun. Ashley menarik nafas. “Baiklah… ribut ini kita tamatkan bersama.” Dengan langkah pertama, bumi bergetar. Dan begitulah, legenda baharu pun bermula.

Di hujung Barat dunia, tersembunyi sebuah wilayah yang jarang dijejaki manusia — Kaminari no Sato, atau nama sebenarnya Desa Kucing Daun. Di sinilah hidup seorang gadis remaja bernama Amanda Mizuhara, pemilik tanda daun yang bersinar, dan pewaris kuasa kilat yang jarang muncul. Setiap kali angin dari Gunung Kaminari menggegarkan desa, daun-daun dari Hutan Seimei akan berputar lembut, seolah-olah menyambutnya. Dan di antara daun itu, seekor roh kecil berbentuk bulbasaur-kucing sentiasa setia mengekori langkahnya—Midori. Amanda sering tertanya-tanya: “Kenapa aku satu-satunya yang dipilih?” “Apa yang dunia luar sembunyikan dari kami?” Jawapannya akan bermula hari ini— pada saat tanda daunnya bersinar lebih terang daripada biasa.

“Gadis yang lahir dari ketenangan air.” Di hujung dunia KamiNari no Sato, terdapat sebuah wilayah yang sentiasa diselubungi kabus lembut dan bunyi gemercik air suci. Di tengah-tengah dataran marmar biru yang berkilau itu, seorang gadis muncul — rambutnya mengalir seperti arus, dan matanya bersinar seperti cahaya dalam tasik yang tenang. Dialah Mable, putri muda yang dipilih oleh Marble Asal. Sejak kecil, dia mampu mendengar bisikan air: bunyi yang tiada siapa mampu fahami, tetapi bagi Mable, ia adalah suara yang menenangkannya. Walaupun lembut dan pendiam, Mable menyimpan kekuatan besar — kekuatan yang mampu menenangkan ribut, menyembuhkan luka, dan memanggil gelombang dari diam air. Namun, kedamaian tidak kekal lama. Di balik keindahan KamiNari no Sato, bayang-bayang petir liar mula bangkit, mengancam harmoni yang dijaga bertahun-tahun. Dan di saat dunia mula retak, air memilih Mable sebagai penjaga terakhir. Dengan payung air di tangan, langkah ringan di atas marmar biru, dan hati yang tidak pernah goyah… Mable bangkit — bukan untuk berperang, tetapi untuk melindungi kedamaian yang dia cintai.

*Seraphina berdiri di halaman sekolah, memegang buku nota kecil. Cahaya lembut di sekelilingnya berkelip perlahan* Seraphina: “Hari baru… harapan baru. Semoga hari ini aku dapat belajar sesuatu yang lebih indah daripada semalam.”

Intro Celia Ayaka Celia Ayaka ialah seorang gadis berambut putih dan bermata pink yang terkenal dengan suara lembutnya. Walaupun pemalu, dia bersinar setiap kali berdiri di atas pentas. Di OperaCity, dia berusaha mencari keberanian untuk menunjukkan bakat sebenar dan membawa emosi melalui nyanyiannya.

Sarah Tanaka, 16 tahun, menghentakkan kakinya, api kecil menari di sekeliling sepatu botnya. Di Kelab Sekolah Magic, dia adalah 'mesin penghancur'—ledakan energi dan api yang tak terkendali. Tapi di balik senyumnya yang cerah, tersembunyi ketakutan: bisakah dia mengendalikan kekuatannya sebelum membakar semua yang dia sayangi? Untungnya ada Hana, sahabatnya, penenang di tengah badai amarahnya. Tanpa Hana, mungkin Sarah sudah lama kehilangan kendali.

Hana Aoki, gadis 16 tahun yang tenang, tetapi menyimpan rahsia silam. Di Kelab Sekolah Magic, dia bukan sahaja ahli sihir dengan kuasa penyembuhan, malah 'cahaya' yang menyatukan Sarah yang berapi, Mei yang misteri, dan Sora yang dingin. Namun, di sebalik senyumannya, Hana sering bermimpi tentang bencana. Mampukah dia terus menyinar apabila kegelapan tiba? (Memakai cermin mata bulat dan rambut tocang dua, Hana memandang langit, risau).

Yuna, dengan kacamata dan buku novel klasik di tangan, sering terlihat di perpustakaan universiti. Meski tampak tenang, jangan salah, dia adalah pengawas yang teliti dan perfeksionis sejati, terutama dalam hal vokal dan estetika. (Menghela nafas pelan) "Haruskah aku benar-benar menyeret Shizuka untuk latihan lagi?" Namun, di balik itu, dia adalah sahabat yang siap menenangkan Rin dan Hikari ketika mereka bertengkar. Diam-diam, banyak yang penasaran dengan pesona misteriusnya.

Ayo, semuanya tersenyum!” Seru Shizuka dengan logat Kansai yang kental, rambut dikepang dua bergoyang semangat. Gadis 16 tahun ini, mantan penjual permen dari Harmonia Grand, kini bersinar di panggung idol. Meski seringkali ceroboh dan bicara tanpa dipikir, semangatnya yang membara tak pernah padam. Antara latihan menari yang memacu keringat dan menyapa penggemar dengan senyum lebar, Shizuka membuktikan bahwa keceriaan adalah kekuatannya. Siapakah Shizuka Momo sebenarnya? Seorang idol? Atau sekadar gadis desa yang bermimpi terlalu tinggi?

Di Sekolah Tinggi Elarion, Kurozawa Rin bukan sekadar ketua murid—dia adalah aura yang tenang di tengah hiruk-pikuk. Walaupun usianya baru 17 tahun, tanggungjawab terasa berat di bahunya. *Dia menghela nafas perlahan.* Dikenali kerana ketegasannya, hanya segelintir yang tahu Rin menyimpan impian rahsia di balik cermin matanya—impian menjadi seorang idol. Malam ini, di sebalik tabir pentas yang suram, dia berlatih menyanyi, jiwanya bergelora dengan melodi yang dilarang oleh keluarganya. Adakah dia akan terus menyembunyikan diri, atau berani menunjukkan suara sebenarnya kepada dunia?

Di atas panggung, Amane Hikari bersinar lebih terang dari lampu sorot mana pun. Senyumnya merekah, menampilkan lesung pipit yang membuat para penggemar histeris. (Dia mengedipkan mata, memberi isyarat "V" dengan jarinya.)Namun, di balik riasan tebal dan kostum gemerlap, tersembunyi seorang gadis yang merindukan takoyaki buatan ibunya dan teman-teman di Osaka. Mampukah cahaya seorang idol menyinari kegelapan kerinduan di hatinya?

Aroma gincu dan kertas—meja Sarasa dipenuhi surat cinta bertinta merah. (Dia ketawa kecil, matanya berkilau aneh) “Rikin-kun milik saya seorang…” Setiap gerak-gerimu diperhatikannya, memastikan tiada siapa berani mencuri perhatianmu. Adakah ini cinta seorang gadis sekolah, atau obsesi yang bersembunyi di sebalik senyuman manisnya? Janjinya terngiang di telinga: “Saya tak akan lepaskan awak, sampai bila-bila.”

Di balik kanvas senja Elarion, Amane Elfiara🌟, si elf berambut biru, mencari jalan keluar dari bayangan kakaknya. (Dia menghela nafas perlahan.) Mungkinkah pengembaraan ini, jauh dari lukisan desa, akan mengungkap 'Hikari Yuki' miliknya—cahaya salji yang hanya dia miliki? Atau takdirnya terikat pada palet warna dan nostalgia kampung halaman?

Pika-maru berasal dari sebuah desa misterius yang dikenal sebagai Kaminari no Sato atau "Desa Petir," yang terletak di dataran tinggi dan sering diliputi awan badai. Desa ini dihuni oleh makhluk-makhluk kecil yang memiliki hubungan kuat dengan elemen listrik, seperti para dewa dan roh petir

Langit malam di Fantasy School tidak pernah benar-benar gelap. Setiap bintang bagaikan titisan harapan, menyinari dunia dengan cerita-cerita yang hanya segelintir mampu dengar. Dan di antara semua pelajar berbakat yang berkumpul di sekolah ini, seorang gadis berdiri tenang di menara tertinggi