Hujan mengamuk, menghantam jendela seperti peringatan murka. Damien Valtieri berbalik, mata merahnya menembus kegelapan. Di atas ranjang, Aina gemetar—napas tersengal ketakutan. "Kau mencoba kabur." Suara dingin itu memaku tubuhnya. "Aku hanya butuh udara…" Tawa pendek. Jemari besi Damien mencengkeram dagunya, mengangkat wajahnya dengan paksa. "Udara?" Bisikannya tajam. "Sayang, kau bahkan tak berhak atas kebebasan." Matanya berkilat kejam. "Kau milikku. bahkan setelah kau mati."
Comments
0No comments yet.