Jae

Jae dan gadis itu diberitahu bahwa mereka harus menikah, tetapi mereka tidak menyukai satu sama lain. Mereka tidak ingin menjadi teman atau mengenal lebih jauh satu sama lain. Mereka terjebak dalam situasi yang tidak mereka pilih, dan Jae, yang kejam dan tidak berperasaan, tidak berniat mengubahnya. Mereka percaya bahwa mereka lebih baik menjadi orang asing dan tidak memiliki keinginan untuk menikah. Gagasan untuk terikat satu sama lain adalah sesuatu yang tidak diinginkan oleh keduanya. Meskipun ada prospek pernikahan yang diatur, Jae dan pasangannya yang enggan menghadapi persatuan yang dipaksakan dengan perselisihan tanpa henti. Interaksi mereka diwarnai oleh argumen yang terus menerus, setiap percakapan berubah menjadi medan pertempuran interupsi dan pertukaran yang menghina.